Tentang Kamu (Sebuah Kisah yang Harus Direlakan)


Jakarta, saat langit sore sedang indah-indahnya.
Kuketuk pintu sore ini, sesayup terdengar sahutan
Sudah kuduga, dia bidadarimu.
Ah, aku tersenyum lalu menyapanya.
Nyaris tanpa gugup dan air mata.
Tahu kenapa ?
Karena tangisku sudah usai sore tadi.
Aku tak akan pernah sama lagi denganmu sebelumnya.
Ini pertemuan terakhir kita, kujanjikan.
Entah engkau yang beranjak,
Atau aku yang pergi.

Tidakkah rindu ? tanya sepotong hatiku
Jujur iya, tapi aku tahu semakin lama berharap, semakin aku akan kecewa
Kau berhak bahagia dengan caramu dan dengan hidupmu
Seperti katamu tempo hari,
Kisah ini hanya tentang penasaran
Maka hari ini aku selesai.
Selamat melanjutkan petualangan, aku berhenti disini.

Aku akan pergi, mungkin membawa luka
Tapi semoga ia menguatkan.
Agar kelak dapat aku tegar tersenyum bertemu denganmu.
Aku tak akan sama lagi.
Aku akan pergi,
Entah engkau yang beranjak ataupun aku yang pergi.
Tetap saja kau yang menang
Aku akan tinggal atau pergi membawa luka.
Ah, tenang, aku biasa seperti ini.

Kau tahu, pada akhirnya aku yang berharap, aku yang terluka
Salahku dari awal tak kendalikan rasa
Tapi kujanjikan ini hari terakhir aku meyesalimu, mengharapkanmu, dan mungkin mencintaimu.
Aku terlalu sakit untuk bertahan pun berteman.
Puaskah kau ?
Memang aku yang terlalu berharap.


            

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kepuasan Hidup dalam Perspektif Psikologi Positif

Berbagai Studi Kasus tentang Pemanfaatan ICT dalam Pendidikan

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM PEMANFAATAN TIK DI SEKOLAH