“Modelling ICT Development”

ICT sebagai suatu rangkaian dengan sistem pendidikan yang digunakan oleh institusi yang berhubungan dengan segala aktivitas sekolah yang menggunakan ICT. Model pertama disebut continuum of approaches to ICT development. Sedangkan model kedua ICT digunakan dalam interaksi edukasi antara guru dan siswa dalam konteks menemukan, mempelajari, dan memahami- yang khusus pada penggunaan ICT sebagai alat untuk belajar. Model kedua disebut stages of teaching and learning with and through ICT. Kedua model tersebut menjadi kerangka untuk pengembangan kurikulum ICT dan pengembangan profesionalisme guru.


Gambar 1. Model depicting a continuum of approaches to ICT Development

A.     Continuum of Approaches

Pada sistem pendidikan diidentifikasi setidaknya ada empat pendekatan yang  digunakan dalam proses adopsi penggunaan ICT, di antaranya:
1.        The Emerging Approach
Tahap ini biasanya ditandai dengan sekolah yang baru mengenalkan ICT. Diawali dengan pengadaan hardware dan software. Ciri lainnya administrasi dan guru mulai melakukan analisis dampak penggunaan ICT ketika diterapkan dalam manajemen sekolah atau menambahkannya dalam kurikulum.
Pada dasarnya tahap ini masih memposisikan guru sebagai pusat pembelajaran tetapi telah menyadari pentingnya penggunaan ICT sehingga kurikulumnya merefleksikan peningkatan kemampuan dasar.
3


4


2.        The Applying Approach
Pada tahap ini ada pemahaman tentang kontribusi ICT pada pembelajaran. Hal ini ditandai dengan guru dan administrator yang sudah siap memasukkan ICT dalam manajemen sekolah. Namun guru masih tetap mendominasi dalam lingkungan pembelajaran.
Sekolah yang berada pada tahap ini mengadaptasi kurikulum untuk meningkatkan penggunaan ICT dalam berbagai ranah setidaknya dalam pembelajarannya.
3.        The Infusing Approach
Pada tahap ini meliputi pengintegrasian ICT dalam kurikulum, penggunaan teknologi berbasis komputer di laboratorium, ruang kelas, dan kantor administrasi. Guru mencoba mengeksplorasi ICT untuk meningkatkan produktivitas diri dan kegiatan pengajaran.
4.        The Transforming Approach
Pada tahap ini ICT membawa perubahan pada organisasi sekolah menjadi lebih kreatif. Kurikulum juga telah memposisikan siswa sebagai pusat pembelajaran dan mengintegrasikan semua subjek area ke dalam pengaplikasian di dunia nyata. ICT diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri namun tetap digunakan dalam mata pelajaran atau bidang lain.

B.     Stages of Teaching and Learning

Ada 4 cara untuk meningkatkan kepercayaan diri guru dan siswa dalam menggunakan ICT.
1.        Discovering ICT Tools
Pada tahap ini, guru dan siswa baru mempelajari ICT dalam  fungsi dan manfaatnya secara umum seperti pengenalan awal ICT dan kemampuan dasar dalam penggunaannya.


5


2.        Learning How to Use ICT Tools
Pada tahap ini guru dan siswa belajar cara menggunakan ICT dalam berbagai disiplin meliputi penggunaan secara umum atau bagian-bagian berbagai perangkat ICT.
3.        Understanding How and When to Use ICT Tools
Pada tahap ini guru dan siswa sudah mengerti waktu dan alasan penggunaan perangkat ICT untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini berimplikasi pada kemampuan memilih perangkat yang paling berguna untuk menyelesaikan tugas dan menggunakannya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.
4.        Specializing in the Use of ICT Tools
Pada tahap ini pengguanan perangkat ICT lebih mendalam pada pembentukan pengetahuan dan mengembangkannya. Siswa diarahkan menjadi seorang yang profesional dalam berbagai bidang ICT.
Gambar 2. Model of Stages of Teaching and Learning


C.   Struktur Kurikulum Pada Sekolah Tingkat Menengah (SMP dan SMA)


Model kurikulum stages of teaching and learning with and through ICT didesain untuk guru da n siswa guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam ICT. Berikut 4 tahap belajar mengajar yang berhubungan dengan model tersebut:


6



1.        ICT literacy
Pada tahap ini layaknya penggunaan ICT dalam kehidupan sehari- hari oleh masyarakat, konten kurikulum meliputi pembelajaran konsep dasar dari ICT, menggunakan komputer, manajemen data, pengolahan kata, spreadsheets, database, meembuat presentasi, menemukan informasi dan mengomunikasikannya melalui komputer, berbagai  topik sosial, dan pekerjaan yang menggunakan ICT.
2.        Application of ICT in Subject Areas
Bagian ini menjelaskan kurikulum meliputi penggunaan  ICT pada mata pelajaran seperti bahasa, pengetahuan alam, matematika, ilmu sosial, dan seni. Bahkan bagian lebih spesifik meliputi pengukurannya, model dan simulasinya, statistik, desain grafik, desain spreadsheet, dan desain database.
3.        Infusing ICT Across the Curriculum
Bagian ini meliputi penjelasan penggunaan ICT dibidang studi untuk berbagai pekerjaan nyata dan pemecahan masalah. Contohnya kursus yang menggunakan ICT dapat membantu siswa dalam menghubungkan berbagai mata pelajaran seperti matematika, ilmu pengetahuan dan seni. Contoh lain sebuah proyek besar yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan sejumlah sekolah yang mengintegrasikan ICT dalam pemecahan permasalahannya.
4.        ICT specialization
Pada bagian ini, kurikulum didesain untuk membuat keterampilan siswa lebih profesional dalam menggunakan ICT. Sebagi contoh dalam bidang permesinan, usaha, dan pengetahuan komputer. Pada tahap ini siswa juga dibekali kemampuan perencanaan untuk tahap atau tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal-hal yang terkait di dalamnya  meliputi penggunaan perangkat dan teknik yang telah mahir dalam ICT, khususnya pemrograman dasar dan lanjut, perencanaan sistem informasi, desain sistem proses dan kontrol dan manajemen proyek.


7


D.     Rancangan Kurikulum ICT untuk Anak Usia Dini

Pada anak usia dini 0 – 8 tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0 – 6 tahun menurut konsep pendidikan yang ada di Indonesia, maka cara yang dapat digunakana dalam mengenalkan ICT pada anak usia dini yaitu :
1.          Usia 0 – 2 tahun
Pada perkembangan ini anak mulai belajar mendengar dan mengenal sekitarnya. Dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan melalui gerakan serta suara. Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka mulai belajar berbicara. Pemberian ICT pada usia anak demikian, dapat melalui multimedia dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu anak.
Mengenalkan warna juga dapat melalui multimedia dengan memutarkan film-film kartun anak, yang tentunya mendidik. Karena film-film animasi yang tersedia saat ini memiliki unsur warna yang beragam, sehingga anak dapat mengenalnya walau tidak sekaligus, tetapi warna-warna yang dominan.
2.          Usia 3 – 4 tahun
Pada usia ini anak mulai menggunakan kalimat yang hampir lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu  hal. Menurut Piaget cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan kognitif seorang anak. Oleh karena itu  penggunaan ICT melalui multimedia seperti pada usia 0 – 2 tahun tetapi cara pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia anak  yang telah dapat menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai diajarkan melafalkan ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita- cerita yang mengenalkan karakter melalui film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat sejauh mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak kesempatan anak belajar untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa percaya    dirinya


8

sehingga pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya secara lisan.
3.          Usia 5 – 6 tahun
Pada usia ini pengenalan ICT sudah lebih meningkat. Pengenalan dapat berupa pengenalan perangkat keras komputer (hardware) yang bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU, monitor, mouse, keyboard dan printer. Pengenalan perangkat keras ini juga dilengkapi dengan penjelasan fungsi dari masing-masing alat dengan cara langsung dipraktekkan (learning by doing).
4.          Usia 7 – 8 tahun
pada usia ini pengenalan dunia ICT sudah masuh pada tingkat  program interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.

E.   Pengembangan profesionalisme guru


Pengembangan struktur kurikulum juga berarti mengembangkan keprofesionalan guru dalam mengenal ICT. Berikut identifikasi pendekatan dalam mengembangkan ICT untuk membentuk kerangka profesionalisme guru dan staf di sekolah:
1.        Emerging ICT Skills and Knowledge
Fokus kepada fungsi teknis dan penggunaan ICT yang membutuhkan pengetahuan tentang dampak ICT secara menyeluruh. Tahap ini meliputi penggunaan ICT seperti pengolahan data untuk mempersiapkan worksheet, penggunaan internet, dan berkomunikasi dengan orang lain (misal lewat email) secara personal.
Pada tahap ini adanya kesadaran guru bahwa terdapat keuntungan dalam menggunakan ICT dalam kegiatan pengajaran di masa mendatang. Guru PAUD pada tahap ini memiliki pemahaman bahwa ketika menggunakan ICT dalam pembelajarannya maka    akan


9

memberikan manfaat jangka pendek seperti ketertarikan anak saat mengikuti kegiatan dan manfaat jangka panjangnya yaitu memberikan kegiatan sesuai dengan perkembangan zaman sekaligus mempersiapkan generasi melek ICT.
2.        Applying ICT to teacher’s  Subject Areas
Fokus pada peningkatan mata pelajaran yang dibawakan guru yang diintegrasikan dengan penggunaan perangkat ICT. Hal ini dapat mengubah model pembelajaran dalam kelas dan penggunaan ICT untuk mendukung pengembangan kemampuan profesional mereka. Namun pada tahap ini ICT tidak sepenuhnya berintegrasi dengan pembelajaran dan siswa, sehingga hanya sebagai fasilitas dan sumber belajar. Pada tahap ini guru PAUD menggunakan ICT sebagai fasilitas untuk menyampaikan konten-konten yang menjadi tujuan pendidikan.
3.        Infusing ICT to Improve Learning and Management of Learning
Pada bagian ini ICT digunakan dalam berbagai aspek profesional guru seperti untuk meningkatkan pembelajaran siswa dan proses manajemen pembelajaran. Pendekatan ini mendukung guru untuk aktif dan kreatif dalam melakukan simulasi pembelajaran kepada siswa, dan mengintegrasikan model pembelajaran yang menggunakan ICT dalam mencapai tujuan pembelajaran mereka.
Pada bagian ini guru sepenuhnya mengintegrasikan ICT dalam segala aspek profesionalisme guru. Penggunaan ICT bukan hanya sebagai perangkat untuk pembelajaran pada siswa, tetapi lebih pada pembelajaran bersama. Sehingga ada kolaborasi antara guru dalam memecahkan masalah dan berbagi pengalaman satu sama lain.
4.        Transforming Teaching through ICT
Pada bagian ini guru dan staf sudah mengintegrasikan penggunaan ICT dalam pekerjaan mereka di kehidupan sehari-hari. Hal ini juga didukung dengan perubahan penekanan dalam pembelajaran yang awalnya berpusat pada guru menjadi berpusat pada


10

siswa. Guru dan siswa terus berusaha merancang perbaikan dalam memenuhi tujuan pembelajaran secara individual.

F.   Sekilas Pemanfaatan ICT dalam Pendidikan Jepang dan Finlandia

1.          ICT Pendidikan Dasar di Jepang

Meskipun Jepang saat ini juga sangat unggul dalam hal penguasaan dan inovasi di bidang teknologi, tapi dalam sistem pendidikan mereka justru tetap menggunakan sistem pendidikan tradisional. Mereka tidak berfokus pada penguasaan TIK tapi justru sekolah mereka mengembangkan karakter siswa-siswanya seperti disiplin, bekerja keras, mandiri, rasa ingin tahu tinggi dan tanggung jawab.
Hal ini menjelaskan bahwa penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan itu sangat penting, tapi lebih dari itu karakter adalah fondasi awal dari semuanya yang harus dibangun. Karena ketika semangat dan kesadaran akan kebutuhan belajar itu datangnya dari siswa, maka tidak akan ada soal yang tak bisa di jawab dan tidak ada tekhnologi yang tidak bisa dikuasai oleh siswa-siswa.
2.          Penggunaan ICT di Pendidikan Finlandia

Beberapa poin yang menjadi pembahasan dari review literatur yang mengungkap penggunaan ICT dalam pendidikan di Finlandia, antara lain:
a.                  Guru diberi kebebasan untuk menggunakan atau tidak menggunakan ICT selama pelajaran di berbagai domain atau aspek pembelajaran.
b.                 Finlandia tidak mengadakan mata pelajaran TIK di sekolah. Namun  TIK diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran sekolah atau materi yang akan disampaikan.
c.                  Infrastruktur ICT di sekolah Finlandia secara keseluruhan (peralatan, jaringan, keterhubungan peralatan) adalah salah satu yang terbaik di Eropa. Namun, jumlah penggunaan ICT di sekolah Finlandia dalam pembelajaran adalah yang terendah di Eropa.
d. Guru di Finlandia menggunakan ICT sampai batas tertentu ketika mempersiapkan pelajaran tetapi tidak selama pelajaran


DAFTAR PUSTAKA



Division     of    Higher     Education    UNESCO.      2002.     Information        And Communication Technology In  Education. Prancis: UNESCO.
Jurnal UNNES “Introduce ICT in Early Childhood Education” oleh Eneng Garnika  Mahasiswa UNNES. Diakses Tanggal 4 Februari 2017.
Tomi Jaakkola Centre for Learning Research University of Turku. ICT in Finnish education and ICT education in Finlandia. Diakses tanggal 5 Februari 2017.
Yukina Sekine. 2015. The future ICT in Japan. Jepang: Keio University.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagai Studi Kasus tentang Pemanfaatan ICT dalam Pendidikan

Kepuasan Hidup dalam Perspektif Psikologi Positif

Usia; Bukan Tentang Angka, Tapi Tentang Guna