Pengembangan TIK di Sekolah

A.    Perubahan Teknologi dalam Pendidikan
Lembaga pendidikan, sekolah atau perguruan tinggi sebagai agent of change (agen perubahan) dimasa depan, tidak bisa menutup diri dari perubahan yang ada di sekitarnya. Lembaga pendidikan harus adaptif terhadap perubahan, mengelola perubahan, dan memberdayakan potensi internal untuk terus meningkatkan kapasitas sehingga keunggulan sekolah, perguruan tinggi atau lembaga sebagai cita-cita bersama dapat terwujud dengan baik.
Perubahan  dalam  pendidikan,  menuntut peran  dari  berbagai  komponen pendidikan. Khususnya yang terjadi di lembaga pendidikan sekolah, peran guru, siswa dan materi yang dipelajari sangat menentukan terjadinya perubahan dalam transformasi  pembelajaran. Guru tidak lagi memberikan informasi dalam bentuk ceramah dan buku teks. Guru akan berperan sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus pembelajar. Peran siswa, tidak perlu lagi menjadi pengingat fakta dan prinsip tetapi akan berperan sebagai periset, problem-solver, dan pembuat strategi. Peran materi yang dipelajari, materi tidak lagi berbentuk informasi dalam bidang studi terlepas tapi siswa akan mempelajari hubungan antar informasi. Dibutuhkan multidisciplinarthinking dan kemampuan melihat dari beragam perspektif.
Teknologi dalam pendidikan memberi manfaat kepada masyarakat pendidikan, sebagaimana yang dikemukakan Jhurree (2005), yaitu:
1.      Teknologi memperluas lingkungan belajar. Untuk para siswa teknologi memberikan motivasi belajar yang mana siswa diberi kesempatan saling berinteraksi secara konstruktif dengan pembelajaran.
2.    Teknologi sebagai alat yang  kuat  untuk  memberi  suplememengajar  guru  di  ruang  kelas.
3.      Teknologi sebagai alat administrative bagi baru dan pegawai administrasi
4.      Menambah akses pada  pendidikasecara  umum dapendidikainklusi  di sekolah
5.      Komunikasi sebagai sebuah platform komunikasi. Melalui network dan internet memudahkan komunikasi dan jaringan kerja.
6.      Sebagai passport untuk pekerjaan dan untuk mempersiapkan kompetisi dalam perekonomian global. Teknologi dalam pendidikan dapat mempersiapakan siswa sekarang untuk mengintegrasikan dunia kerja dan kompetisi di masa depan.
TIK memainkan peran yang sangat luar biasa untuk mendukung terjadinya proses belajar yang active, constructive, collaborative, intentional,   conversational,   contextualized,   dan   reflective. Active; memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik dan bermakna. Constructive; memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan tahuan dan keraguan yang selama ini ada dalam benaknya. Collaborative; memungkinkan siswa dalam suatu kelompok atau komunitas yang saling bekerjasama, berbagi ide, saran atau pengalaman, menasehati dan memberi masukan untuk sesama anggota kelompoknya. Intentional;  memungkinkan  siswa  dapat  secara  aktif  dan antusias berusaha  untuk  mencapai  tujuan  yang diinginkan.  Conversational; memungkinkan proses belajar secara inherent merupakan suatu proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunikasi tersebut baik di dalam maupun luar sekolah. Contextualized; memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna (real-world) melalui pendekatan problem-based learning. Reflective; memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta merenungkan apa yang telah dipelajarinya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri. (Jonassen (1995), dikutip oleh Norton et al (2001)).
Dengan TIK memungkinkan pembelajaran disampaikan secara interaktif dan simulatif sehingga siswa belajar secara aktif, melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi (seperti problem solving, pengambilan keputusan, dll.), serta secara tidak langsung meningkatkan ICT literacy (keterampilan penggunaan TIK).


B.     Pendekatan Pengembangan ICT
Kemajuan teknologi dan teknologi dimasukkan ke dalam sistem adalah proses yang dinamis. Setiap sekolah harus bekerja dalam konteks sistem yang  sesuai dengan situasi dan budaya setempat dan dengan pendekatan yang berebeda. Pendekatan sebagai tujuan banyak di anggap sebagai alasan mengapa ICT dibutuhkan dalam menunjang masa depan pendidikan.
1)      Kemunculan ICT di sekolah.
Kemunculan ICT di sekolah dimulai melalui Pendekatan awal, adapun yang dilakukan sekolah dalam pembangunan ICT pada tahapan ini adalah:
1.      Mulai membeli peralatan komputer dan perangkat lunak atau sumbangan dari berbagai pihak.
2.      Administrator dan guru baru mulai mengeksplorasi kemungkinan dan konsekuensi dari menambahkan ICT untuk manajemen sekolah dan kurikulum.
3.      Peserta didik dapat mengakses teknologi melalui bantuan guru.
2)      Penerapan ICT di sekolah.
1.      Pendekatan penerapan di mana sekolah-sekolah telah memiliki pemahaman baru tentang kontribusi TIK untuk pembelajaran kemudian mencoba untuk dikembangkan:
2.      Administrator dan guru menggunakan ICT untuk tugas-tugas yang sudah dilakukan dalam manajemen sekolah dan dalam kurikulum dan Guru sebagian besar masih mendominasi lingkungan belajar. Misalnya, menginstruksikan dapat dilengkapi dengan ICT seperti
presentasi slide, tak hanya dalam proses belajar, ICT juga digunakan dalam penilaian.
3.      Perlunya fleksibilitas penggunaan ICT dalam pembelajaran tertentu dan jangka waktu yang ditentukan.
4.      Adanya akses belajar melalui satu atau dua kelas komputer dan laboratorium komputer, dan sebagai suatu pendekatan ICT diajarkan sebagai sebuah mata pelajaran.
5.      Menerapkan kurikulum berbasis TIK yang meningkatkan TIK di berbagai bidang studi dengan menggunakan alat khusus dan perangkat lunak.
3)      Menanamkan ICT di Sekolah.
1.      sekolah yang sekarang memiliki berbagai komputer-teknologi yang berbasis di laboratorium, ruang kelas, dan wilayah administrasi.
2.      Guru mengeksplorasi cara-cara baru di mana ICT perubahan produktivitas pribadi mereka dan praktek profesional.
3.      Kurikulum mulai menggabungkan bidang studi untuk mencerminkan aplikasi dunia nyata. Misalnya, konten yang disediakan dari beberapa sumber, termasuk masyarakat dan sumber daya global melalui World Wide Web.
4.      Akses siswa untuk teknologi memungkinkan mereka untuk memilih proyek dan ICT alat yang merangsang belajar dan menunjukkan pengetahuan mereka di seluruh subjek daerah. Peserta didik memiliki lebih banyak pilihan dalam hal gaya belajar dan jalur. Mereka mengambil tanggung jawab lebih untuk belajar dan penilaian mereka sendiri. ICT diajarkan kepada siswa yang dipilih sebagai mata pelajaran di tingkat profesional.
5.      Sekolah memilih kurikulum TIK yang memungkinkan berbasis proyek, pendekatan ICT ditingkatkan. Sekolah-sekolah ini mulai melibatkan masyarakat lebih banyak di lingkungan belajar dan sebagai penyedia sumber daya.
4)      Transformasi ICT di sekolah.
1.      sekolah-sekolah yang telah menggunakan ICT secara kreatif untuk memikirkan kembali dan memperbaharui organisasi sekolah. ICT menjadi yang tak terpisahkan
2.      Fokus dari kurikulum sekarang jauh lebih berpusat pada peserta didik dan mengintegrasikan bidang studi dalam aplikasi dunia nyata. Sebagai contoh, siswa dapat bekerja dengan para pemimpin masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah lokal dengan mengakses, menganalisis, pelaporan, dan penyajian informasi dengan alat ICT.
3.      Akses peserta didik dengan teknologi yang luas dan tak terbatas. Mereka mengambil bahkan tanggung jawab lebih untuk belajar dan penilaian mereka sendiri.
4.      Sekolah telah menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat.
C.    Pengembangan Karakteristik ICT di Sekolah
1.      Visi
Visi mengacu pada aspirasi dan tujuan baik individu dalam sekolah dan sistem sekolah secara keseluruhan. Sebagai kemajuan sekolah, laporan misi harus menjadi lebih jelas dan memberikan dasar untuk pengambilan keputusan. pernyataan misi harus membantu individu anggota komunitas belajar memvisualisasikan aspirasi sekolah untuk masa depan dan bertindak selaras.
2.      Filsafat Belajar dan Pedagogi
Cara di mana guru dan siswa berinteraksi dan bagaimana sekolah dikelola untuk belajar adalah bagian dari apa yang dimaksud dengan filsafat sekolah belajar dan pedagogi. filsafat ini tentu akan mencirikan:
a.       TIK dimasukkan ke sekolah.
b.      Pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru di mana proyek-proyek dipilih dan dirancang oleh siswa. alat ICT dan sumber daya yang dipilih oleh siswa dengan cara-cara yang sesuai dengan bertujuan proyek terbaik.
3.      Rencana dan Kebijakan
Dalam langkah-langkah rinci dari rencana tersebut dalam visi sekolah,  dan kebijakan, tujuan dan sasaran selanjutnya didefinisikan menyediakan target jangka pendek dan target jangka panjang. Kebijakan yang ditetapkan, anggaran yang dialokasikan, fasilitas ditentukan,peran didefinisikan, tugas yang didelegasikan, dan rencana evaluasi dibuat untuk menentukan arah pembangunan ICT.
4.      Fasilitas dan sumber daya
Fasilitas termasuk infrastruktur dasar seperti kabel listrik, Akses internet, pencahayaan, AC, dan ruang. Keputusan tentang inklusi atau kurangnya desain ergonomis dan pilihan dampak furnitur tidak hanya pada penggunaan ICT, tetapi juga pada kesehatan dan kesejahteraan pengguna. berbagai sumber termasuk jenis perangkat teknologi dari komputer dengan peripheral, peralatan video, dan alat khusus seperti mikroskop digital. Sumber daya lebih lanjut meliputi berbagai jenis perangkat lunak, serta alat-alat tradisional seperti buku, video, dan kaset audio.
5.      Memahami kurikulum
Pemahaman tentang kurikulum mempengaruhi perkembangan ICT di Kurikulum dalam mengikuti berbagai tahap pembangunan.
1)      menyadari tahap di mana siswa menjadi melek ICT berkaitan dengan teknologi apa yang tersedia dan bagaimana penggunaannya.
2)      sebagai siswa belajar keterampilan dasar, mereka mulai menerapkan berbagai alat TIK untuk pembelajaran mereka, seperti tugas dan proyek.
3)      sebagai siswa, menjadi lebih mampu dan yakin dengan ICT, mereka mulai mengintegrasikan dalam bidang studi lainnya.
4)      Pada penggunaan ICT di mana siswa sekarang diaktifkan untuk mengatasi lebih besar, lebih kompleks, masalah secara profesional.
6.      Pengembangan Profesional Staf Sekolah
Sejalan dengan kurikulum untuk siswa, harus ada bangan profesional staf dalam sekolah. Produktivitas personal dan professional guru perlu ditingkatkan dalam penggunaan ICT.
1.      Kesadaran akan tahap di mana guru dan staf menjadi melek ICT berkaitan dengan teknologi apa yang yang tersedia dan bagaimana penggunaanya.
2.      sebagai guru dan staf belajar keterampilan dasar, mereka mulai menerapkan berbagai perangkat TIK untuk tugas-tugas rutin mereka dan proyek.
3.      sebagai guru dan staf menjadi lebih mampu dan percaya diri dengan ICT, mereka mulai mengintegrasikan dengan bidan studi lainnya.
4.      perubahan dalam praktek profesional di mana guru sekarang diaktifkan untuk pelajaran desain untuk menggabungkan lebih besar, proyek yang lebih kompleks, menggunakan alat ICT dan sumber daya.
7.      Keterlibatan komunitas
Keterlibatan masyarakat mungkin termasuk orang tua, keluarga, bisnis, industri, instansi pemerintah, yayasan swasta, sosial, agama dan profesional organisasi, serta lembaga pendidikan lainnya seperti sekolah kejuruan dan universitas. Keterlibatan masyarakat bisa datang dalam bentuk sumbangan peralatan dan sumber daya, atau mungkin dalam sumber daya manusia untuk pelatihan dan bantuan teknis. Sebagai masyarakat memberikan kontribusi untuk sekolah, sehingga sekolah dapat memberikan kembali dalam banyak cara. Misalnya, sekolah dapat memutuskan untuk memberikan anggota masyarakat dengan akses malam ke komputer
laboratorium, atau
 menawarkan pelatihan kepada orang tua. Penggunaan ICT memberikan kesempatan bagi sekolah dan siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat lokal dan global. Interaksi dapat berkisar dari membangun situs web untuk organisasi masyarakat, untuk berbagi proyek dengan sekolah terpencil.
8.      Penilaian
Penilaian meliputi penilaian dari siswa serta evaluasi keseluruhan dari sistem sekolah. Sarana penilaian siswa harus mencerminkan pilihan dalam belajar pedagogi dan pemahaman tentang ICT dalam kurikulum. Misalnya, dalam menerapkan tahapan ICT, penilaian mungkin berhubungan dengan tes pensil dan kertas. Setiap bagian dari sistem sekolah perlu dievaluasi untuk menentukan dampaknya terhadap pembelajaran. Penilaian harus menginformasikan praktek dan mendukung pengelolaan pembelajaran. Penilaian harus memungkinkan sistem untuk menentukan apakah memiliki hasil dan kemudian ditinjau dan direvisi sesuai. alokasi anggaran, kebijakan, dan prosedur untuk ICT harus sesuai visi, filosofi mengajar dan pilihan kurikulum.



D.    Matrix Pengembangan ICT Di Sekolah
Sebuah matriks dua dimensi dikembangkan yang membantu sekolah menentukan kemajuan mereka berkaitan dengan ICT dalam kurikulum. Dimensi horizontal yang memetakan empat pendekatan untuk pembangunan ICT, dimensi vertikal adalah delapan sifat-sifat sekolah yang berhubungan dengan pengembangan ICT.
1.      Emerging approach (Menanamkan Pendekatan)  
a.      Visi
Visi pembelajaran sekolah dan ICT mulai berkembang. Menggunakan TIK difokuskan pada komputer di bawah tanggung jawab individu atau kelompok kecil dengan kegunaan yang sangat spesifik untuk mengajar atau administrasi, berdasarkan pengetahuan dan keahlian mereka sendiri. Visi adalah respon pragmatis dengan akses ke sumber daya dan keahlian yang tersedia
b.      Pembelajaran dan pedagogi
Masing-masing guru bertanggung jawab untuk pelajaran, berkonsentrasi pada pengembangan keterampilan ICT dan transmisi pengetahuan subjek. antusias individu atau kelompok kecil guru adalah dibatasi oleh organisasi sekolah dan periode tetap jadwal pelajaran.
c.       Perencanaan dan Kebijakan
Perkembangan ICT di sekolah terpisah dari sekolah secara keseluruhan rencana pembangunan dan kebijakan tentang kurikulum, tenaga, profesi pengembangan sional, keuangan, masyarakat, pengajaran, pembelajaran dan Assessmentment. Guru dan siswa menemukan sendiri kesempatan untuk menggunakan komputer dan perangkat lunak.
d.      Fasilitas dan Sumber Daya
Terdiri dari : komputer dan printer di kantor sekolah dan beberapa ruang kelas. mampu memanfaatkan jenis aplikasi office generik dan sekolah perangkat lunak manajemen, dengan beberapa permainan memberikan penghargaan kepada beberapa murid. Konten akan ditentukan oleh kebutuhan beberapa guru dan pengajaran mereka.


e.       Pemanfaatan Pembelajaran
mengajar TIK adalah untuk memastikan siswa melek ICT. Struktur Kurikulum ini untuk mengajarkan siswa pemahaman dasar  perangkat lunak yang tersedia. Kurikulum ini direncanakan dan disampaikan oleh masing-masing guru.
f.       Pengembangan Professional Guru
Belajar dan pelatihan ICT akan menekankan kebutuhan untuk belajar mengoperasikan jangkauan terbatas dari perangkat lunak untuk mengajar dan administrasi. staf akan mengidentifikasi kebutuhan pelatihan mereka, yang umumnya terbatas pelatihan teknis. Rencana pengembangan ICT akan mengidentifikasi pelatihan sekolah lain dan pengembangan profesional. pelatihan ICT dan pengembangan sebagian didanai oleh sekolah dan guru.
g.      Keterlibatan Komunitas
Terbuka atas keterlibatan masyarakat atau komunitas dalam sekolah, dimana adanya sumbangan anggota masyarakat untuk kegiatan sekolah dan sekolah menjadi fokus dari masyarakat
h.      Penilaian
Digunakan sebagai alat untuk membatasi penggunaan alat dan bahan seperti kertas dan pensil karena dianggap terbatas. Penilaian memungkinkan guru untuk mengendalikan laju belajar. tugas penilaian dan moderasi tingkat pencapaian adalah tanggung jawab masing-masing guru..
2.      Applying approach (Pengaplikasian Pendekatan)
a.      Visi: Ada penekanan pada belajar tentang TIK dan mengembangkan fasilitas dan sumber daya sekolah.
b.      Pembelajaran dan pedagogi: guru memiliki berfokus pada pengembangan dan penularan keterampilan ICT dan pengetahuan faktual. sekolah mendorong pengajaran dan penggunaan ICT sebagai media dan sumber belajar maupun subjek spesialis misalnya kita benar-benar mempelajari TIK.
c.       Perencanaan dan Kebijakan
pengembangan rencana dan kebijakan TIK dilakukan oleh ahli ICT di sekolah. Menekankan pada kebijakan sentralisasi penggunaan dan akses ke sumber daya TIK, mengelola peluang akses. Pendanaan disediakan untuk akuisisi perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung bagian kurikulum dan pedagogi sekolda rencana sekolah berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas mengajar dan administrasi.
d.      Fasilitas dan Sumber Daya
sekolah mengelola semua sumber daya ICT yang tersedia, baik software maupun hardwere. Aplikasi yang digunakan dalam konteks pengajaran yang dibuat oleh guru masing-masing untuk memberikan yang jelas dan pra hasil dictable bagi siswa, akses internet yang direncanakan untuk situs yang dipilih untuk memastikan hasil diprediksi untuk pelajaran.
e.       Pemanfaatan Pembelajaran
mengajar TIK akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan melek TIK mereka menggunakan contoh guru dibuat dalam konteks tertentu.
f.       Pengembangan Professional Guru
Pelatihan akan berkonsentrasi pada pengelolaan ICT, menekankan azas pengembangan keterampilan ICT pribadi.
g.      Keterlibatan Komunitas
Staf dan mahasiswa memanfaatkan siap komunitas pembelajaran global dan yang lokal untuk memberikan bantuan khusus melalui TIK, terutama internet dan video conferencing. sekolah memiliki program untuk menarik donasi dan hibah dalam mengembangkan sumber daya ICT dan kurikulum di sekolah.
h.      Penilaian
Siswa bertanggung jawab untuk menjaga portofolio pribadi pekerjaan mereka, menunjukkan pencapaian mereka, lebih dari satu tahun atau lebih, menggunakan fasilitas ICT dan sumber daya untuk catatan berbasis kertas.



3.      Infusing Approach
Tahap ini lebih maju dari tahap kedua. Karakteristik utamanya adalah TIK sudah terintegrasi dalam pembelajaran atau dengan kata lain, sudah bersifat Using ICT to Learn.
a.      Visi
Dari sisi visi: sduah ada masukan tidak hanya dari ahli TIK tapi juga dari ahli materi tentang bagaimana mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran.
b.      Pembelajaran dan pedagogi
Dari sisi pembelajaran dan pedagogi: pembelajaran sudah lebih bersifat student-centered  dan  kolaboratif.
c.       Perencanaan dan Kebijakan
Dari  sisi  perencanaan  dan  kebijakan: sudah mulai ada kebijakan dari pihak sekolah termasuk masalah pendanaan, pengembangan kompetensi TIK guru,  dan rencana pembelajaran yang mengintegrasikan TIK didalamnya.
d.      Fasilitas dan Sumber Daya
Seluruh sekolah yang berbasis jaringan menjamin akses belajar dengan multimedia melalui intranet dan internet di mana pun siswa dan guru berada, baik didalam atau diluar sekolah. Laboratorium komputer dan ruang kelas komputer yang cukup jumlahnya memungkinkan akses oleh setiap siswa dan staf di mata pelajaran yang ada disekolah. Konten perangkat lunak adalah penting digunakan untuk memastikan sesuai dengan persyaratan kurikulum yang mendukung berbagai multi-indera gaya belajar. Dengan bantuan staf mengidentifikasi sumber daya, perangkat lunak dan pembelajaran yang diperlukan. Berbagai perifer dan perangkat kerja jarak jauh, termasuk video-conference, disediakan dan diintegrasikan ke dalam kurikulum. Fasilitas tersedia untuk kelompok presentasi besar dan kecil.
Dari sisi fasilitas: komputer tidak hanya di laboratorium tapi juga di kelas-kelas. Komputer terhubung dengan jaringan baik intranet (LAN) maupun internet. Dilengkapi dengan konten aneka ragam dan bentuk, begitupula halnya dengan fasilitas pendukung lain seperti multimedia, kamera digital, webcam dan lain-lain.
e.       Pemanfaatan Pembelajaran
Kurikulum menyediakan kesempatan bagi siswa untuk memanfaatkan keterampilan mereka melek ICT dalam pemecahan masalah nyata melalui pekerjaan proyek yang menawarkan cara baru bagi siswa untuk menunjukkan pembelajaran mereka. Kurikulum berusaha untuk menggunakan konteks pengalaman nyata untuk pembelajaran, menggunakan sumber daya berbasis sekolah dan eksternal yang tersedia. ICT digunakan sebagai tutor untuk mendukung tujuan pembelajaran tertentu. Guru secara teratur meninjau kurikulum, ini berarti kesempatan untuk menggabungkan penggunaan ICT.
Dari sisi pemanfaatan dalam pembelajaran: TIK sudah diintergarsikan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran lebih bersifat berbasis aneka sumber (resources-based learning) dengan berbagai pendekatan yang lebih bersifat konstruktifistik seperti problem-based, colaborative-based atau project-based learning.
f.       Pengembangan Professional Guru
Ditekankan pada pengembangan profesional keterampilan guru dan kemampuan mereka untuk menerapkan ICT dalam berbagai konteks. Penyediaan berbasis sekolah, in-service pelatihan untuk mendukung pengembangan bersama, lintas kurikulum penggunaan ICT melengkapi setiap pengembangan profesional eksternal. Sekolah telah berevolusi untuk memenuhi perubahan kebutuhan dan peluang baru.
g.      Keterlibatan Komunitas
Staf dan mahasiswa memanfaatkan pembelajaran masyarakat lokal dan global untuk memberikan bantuan khusus peluang tambahan
yang ditawarkan melalui ICT, khususnya internet dan video-conference.
Sekolah memiliki program rutin untuk menarik donasi dan hibah untuk lebih mengembangkan sumber daya ICT dan kurikulum di sekolah.
Dari sisi keterlibatan komunitas: komunitas mulai terlibat seperti dalam bentuk bantuan teknis, penyediaan sumber belajar, atau tergabung dalam komunitas global atau jaringan komunitas yang lebih beragam.
h.      Penilaian
Penilaian siswa tidak terbatas pada mata pelajaran tertentu, dengan laporan
pencapaian menginformasikan kepada semua guru dalam perencanaan pembelajaran program studi. Siswa bertanggung jawab untuk menjaga portofolio pribadi pekerjaan mereka, yang menunjukkan pencapaian mereka satu tahun atau lebih. Dengan menggunakan fasilitas ICT dan sumber daya untuk melengkapi berbasis kertas catatan. Penilaian menginformasikan kepada sekolah tentang perencanaan kurikulum keseluruhan dan alokasi sumber daya.

4.      Transforming Approach
Ini adalah level paling ideal. Dimana ICT telah menjadi katalis reformasi pendidikan menuju pendidikan modern di era informasi. Kolom terakhir pada Tabel 3.1 berisi daftar indikator untuk delapan karakteristik sekolah dengan pendekatan transformasi. Indikator dijelaskan secara rinci lebih lanjut di bawah ini.
a.      Visi
Sekolah adalah pusat komunitas belajar, menyediakan akses yang inovatif dan kreatif serta kesempatan untuk belajar dan mengelola pembelajaran, memaksimalkan kontribusi ICT untuk mewujudkan sekolah masa depan. Sekolah melihat dirinya sebagai pusat yang menyediakan tempat fisik untuk belajar, serta ruang belajar berbasis web yang bisa diakses kapan saja, dimana saja, oleh siapa saja (siswa dan staf).
Dari sisi visi tidak lagi menekankan pada ahli TIK atau ahli materi saja, tapi lebih menekankan pada aspek kepemimpinan (leadership) baik dari sisi pengambil kebijakan (Kepsek, Wakasek,  Komite sekolah) maupun dari sisi guru itu sendiri.
b.      Pembelajaran dan Pedagogi
Tekanan pada pelajar di seluruh aspek pembelajaran mereka,
fokus pada keterampilan berpikir kritis, dan pengambilan keputusan yang beralasan. Setiap siswa bertanggung jawab untuk belajar sendiri. Belajar adalah pengalaman, gaya belajar terus menerus
berubah untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Penggunaan ICT untuk menyelidiki dan mengeksplorasi pendekatan baru untuk belajar yang diharapkan.
Dari sisi pembelajaran dan pedagogi; pembelajaran lebih bersifat experiential dimana ICT sebagai enabler. Lebih mendorong kemampuan berpikir kritis dan konstruktifistik yang benar-benar bersifat student-centered penuh.
c.       Perencanaan dan Kebijakan
Sekolah dan masyarakat belajar menggunakan ICT untuk memikirkan kembali secara kreatif dan memperbaharui lingkungan belajar siswa dan staf, termasuk perencanaan pembangunan dan proses pembuatan kebijakan. Sekolah berupaya mendukung perubahan terus-menerus, berusaha untuk menyediakan kurikulum yang berbeda untuk setiap individu siswa, dan berusaha untuk memaksimalkan prestasi siswa. Pendanaan ICT dipandang penting sebagai dana untuk kebutuhan dasar seperti air dan listrik. ICT yang efektif dapat
diakses, dan memastikan bahwa lingkungan belajar adalah tujuan penting untuk semua staf, siswa dan masyarakat belajar.
Dari sisi perencaan dan kebijakan: TIK telah menjadi bagian yang integral dari kebijakan dan perencanaan sekolah baik dari sisi pengadaan fasilitas, penempatan, pengembangan guru, kurikulum dan lain sebagainya.
d.      Fasilitas dan Sumber Daya
Sebuah pembelajaran pada sekolah dengan infrastruktur ICT siap menyediakan akses lingkungan dan konteks untuk pembelajaran inovatif. Fasilitas sekolah dan sumber daya dirancang dan diaktifkan untuk mendukung perubahan terus-menerus dan pengembangan pendekatan untuk belajar, pengelolaan pembelajaran, dan teknologi.
Dari sisi fasilitas dan sumber daya: semua aktifitas sekolah berbasiskan TIK atau lingkungan belajar full berbasis TIK.
e.       Pemanfaatan Pembelajaran
Kurikulum ini dibuat oleh pemahaman tentang kebutuhan belajar
setiap siswa, diinformasikan secara terus menerus oleh system manajemen pembelajaran. Siswa terampil menggunakan ICT memungkinkan pembelajaran dengan mudah dalam kurikulum pribadi. Kurikulum menggunakan metode virtual dan dunia nyata, real-time konteks, dan pemodelan. Siswa terlibat dalam pemecahan masalah nyata.
Dari sisi pemanfaatan untuk pembelajaran; pembelajaran sudah bersifat virtual, real time, dimana TIK dijadikan sebagai agen/katalis pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran disampaikan   bai melalu web   (virtual)   maupun   konvensiona secara terintegrasi dengan baik.
f.       Pengembangan Profesional Guru
Fokus pada pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran, dengan spesifik pelatihan ICT tersedia, saat diperlukan. Pengembangan guru adalah dengan swakelola, dan diinformasikan oleh visi pribadi cukup beralasan
yang mendukung visi keseluruhan sekolah dan kebutuhan peserta didik.
Guru menerima peran mereka sebagai coordinator pelajar, belajar bersama dengan siswa mereka. Para pengajar berkomitmen untuk pengembangan profesional sebagai proses reflektif kritis.
Dari sisi pengembangan kompetensi profesional guru:  lebimenekankan  kepada  kemampuan  bagaimana  mengintegrasikan TIK  untuk  pembelajaran,  tidak  lagi  menekankan  pada  penguasaan keterampilan  TIK  itu  sendiri.  Menekankan  pada  peningkatan  peran  guru sebagai  fasilitator  damanajer  pembelajaran  dengan  berbantuaTIK  yang tepat guna.
g.      Keterlibatan Komunitas
Masyarakat adalah mitra alami dengan sekolah, aktif terlibat dalam
semua aspek dari staf sampai proses belajar siswa, dan memberikan konteks
dunia nyata dimana pembelajaran terjadi. Pada gilirannya, sekolah adalah sumber belajar bagi seluruh masyarakat, menawarkan akses lingkungan belajar lokal dan global dengan kunjungan fisik maupun maya (kunjungan melalui internet). Sekolah menjadi bagian dari masyarakat karena masyarakat merupakan bagian dari sekolah: batas-batas yang tidak jelas untuk pengamat.
Dari sisi keterlibatan komunitas dan komite: semua terlibat penuh dan aktif baik dengan sektor bisnis, komunitas tertentu yang relevan, universitas, dan lain-lain.
h.      Penilaian
Siswa bertanggung jawab terhadap penilaian diri sendiri secara berkelanjutan untuk menginformasikan dan merencanakan kurikulum pribadi yang sesuai dengan gaya belajarnya. Penilaian ini dikelola antara siswa dan guru, memberikan pandangan menyeluruh tentang kurikulum. Siswa menggunakan portofolio untuk kumpulan semua pekerjaan mereka yang dikerjakan pada jaringan. Pencapaian siswa dan gaya belajar yang disukai menentukan kurikulum dan kebijakan sekolah. Staf dan penilaian siswa menentukan pengelolaan pembelajaran.


Secara ideal, kondisi yang seharusnya terjadi adalah TIK sudah diintegrasika dala proses   pembelajaran. Melalui pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran, disamping tujuan pembelajaran tercapai ada suatu agenda terselubung (hidden agenda) penting yang dapat dicapai pula, yaitu ICTs Literacy, seperti siswa dapat melakukan browsing informasi melalui internet, berkomunikasi melalui e-mail, membuat laporan dengan aplikasi pengolah kata (MSWord), atau mempresentasikan sesuatu  dengan  MS Powerpoint.  Inilah  yang  dimaksud  dengan mengintegrasika TIK   ke   dala prose pembelajaran.   Hal ini sejalan dengan pendapat Fryer (2001) yang mengatakan bahwa penggunaan TIK dalam pembelajaran bertujuan untuk melatih keterampilan menggunakan TIK dengan cara mengintegrasikannya ke dalam aktifitas pembelajaran, bukan mengajarkan TIK tersebut sebagai mata pelajaran  yang  terpisah.  Jadi,  sudah  saatnya  TIK  diintegrasikan  ke  dalam proses pembelajaran dan bukan hanya sekedar menjadi mata pelajaran yang terpisah.

DAFTAR PUSTAKA

Budi Sutedjo Dharma Oetomo. 2002. e-Education Konsep, Teknologi dan Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: Andi
Division of Higher Education UNESCO. 2002. Information And Communication Technology In Education. Perancis: UNESCO
Jhurree, Vikashkumar. Technology Integration in Education in Developing Countries: Guidelines to Policy Makers, dalaInternational Education Journal, 2005, Shannon Research Press http://iej.com.au


sumber tulisan : Makalah kelompok mata kuliah TIK mahasiswa S2 PAUD UNJ (Fathunnisa dkk)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berbagai Studi Kasus tentang Pemanfaatan ICT dalam Pendidikan

Kepuasan Hidup dalam Perspektif Psikologi Positif

Usia; Bukan Tentang Angka, Tapi Tentang Guna