PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DALAM PEMANFAATAN TIK DI SEKOLAH
A.
Guru Sebagai Tenaga
Profesional
1. Guru sebagai Profesi
1. Guru sebagai Profesi
Profesi adalah sebuah pekerjaan yang digeluti dengan penuh
pengabdian dan dedikasi serta dilandasi oleh keahlian dan keterampilan tertentu
(Marseleus R. Payong, 2011: 6). W. J. S Poerwodarminto (1987: 198) “profesional
diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian atau keahlian khusus untuk
menjalankannya”. Pengertian profesional berkaitan dengan dua hal, yang pertama
menyandang suatu profesi, misalnya seorang guru itu sangat profesional dalam
pekerjaannya. Kedua, profesional berarti penampilan seorang dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Dalam pengertian kedua ini, istilah
profesional diartikan dengan mumpuni atau tidaknya orang yang melakukan
pekerjaan tersebut. Dari beberapa pengertian yang diungkapkan oleh para ahli
diatas maka profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut keahlian tertentu yang
didasarkan pada basis keilmuan tertentu, dengan lingkup tugasnya diarahkan
kepada pelayanan masyarakat.
Sebagaimana Pasal 39 Ayat 2
UU Sistem Pendidikan Nasional (Siti Suwandah Rimang, 2011: 21) menyatakan bahwa
pendidik adalah tenaga profesioal yang bertugas melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi
pendidikan pada perguruan tinggi. Sejalan dengan paparan Kunandar (2007: 46)
guru profesional adalah orang yang
memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan fungsi tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Menyadari akan pentingnya dari seorang guru di dalam dunia
pendidikan, Muhibbin Syah (2001: 250) mengemukakan bahwa guru dalam pendidikan
modern seperti sekarang ini, bukan hanya sekedar pengajar melainkan direktur
belajar,artinya setiap guru diharapkan untuk pandai mengarahkan kegiatan
belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar sebagaimana telah ditetapkan
dalam sasaran kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Sebagai konsekuensinya, tugas
dan tanggung jawab seorang guru menjadi semakin kompleks. Perluasan tugas-tugas
dan tanggung jawab tersebut membawa konsekuensi timbulnya fungsi-fungsi khusus
yang menjadi bagian integral dalam kompetensi profesional keguruan yang
disandang oleh guru. Dari hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa guru
sebagai profesi adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam
bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan fungsinya sebagai guru dengan
kemampuan maksimal.
2. Kualifikasi Guru Profesional
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah, seperti bernyanyi,
bertepuk tangan serta menemani anak bermain. Guru yang demikian belum dapat
dikatakan sebagai guru yang memiliki kualifikasi dari seorang guru yang
profesional. Kualifikasi menjadi seorang guru menjadi syarat penting untuk
menunjukkan bahwa pekerjaan profesional itu memiliki basis keilmuan dan teori tertentu. Kualifikasi akademik diperoleh
melalui proses pendidikan dan persiapan yang cukup lama yang dilakukan melalui
seleksi secara terus menerus.
Dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kualifikasi
akademik ini harus dibuktikan melalui penguasaan guru terhadap empat kompetensi
utama yakni kompetensi pedagogis, kompetensi profesional, kompetenis
kepribadian, dan kompetesni sosial. Karena itu guru profesional dari sudut ini,
harus dapat diuji kemampuan-kemampuan teknisnya yang berkaitan dengan keempat
kompetensi tersebut.
Guru yang dikatakan profesional adalah guru yang memiliki keahlian
khusus, guru adalah manusia Pancasila sejati, guru harus memiliki keahlian
guru, guru harus memiliki kepribadian yang baik dan terintegritas, guru harus
memiliki mental yang sehat, guru harus berbadan sehat, dan guru adalah seorang
warga Negara yang baik (Oemar Hamalik, 2001: 116). Pekerjaan profesional
menurut Usman (Kunandar 2007: 47), suatu memerlukan persyaratan khusus yang
meliputi: menuntut adanya ketrampilan berdasarkan konsep dan ilmu pengetahuan
yang mendalam, menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai
dengan bidang profesinya, menuntut adanya tingkat pendidikan yang memadai, adanya
kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakan,dan
memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan.
Seorang profesional itu pada hakikatnya adalah orang-orang yang
menjadikan dirinya sibuk untuk memberikan pelayanan, profesional merasa
hidupnya berguna dan bahagia ketika dapat memberikan service kepada
orang lain. Dalam hal pendidikan sebagai
guru hendaknya memiliki kata service demi tercapainya tujuan pendidikan.
Menurut Tasmara (Siti Suwandah Rimang, 2011: 26-27) mengemukakan
bahwa makna kata service dapat diuraikan sebagai berikut:
1)
S- Self awarness and self
estem,
menanamkan kesadaran diri bahwa melayani merupakan bagian dari
misi seseorang dan seyogyanya harus senantiasa menjaga self esteem (martabat)
diri sendiri dan orang lain. Dalam pelayanan harus semacam kesadaran diri yang
sangat kuat bahwa guru ada karena guru melayani, guru mempunyai harga diri
karena mampu memberikan makna melalui pelayanan. Oleh sebab itu, tidak
mungkinlah seseorang melayani tanpa memperhatikan martabat orang lain karena
justru dengan adanya pelayanan itu manusia ingin saling meningkatkan kualitas
derajat mereka satu sama lain;
2) E- Empathy and enthusiasm,
sikap yang penuh antusias akan memberikan efek batin bagi diri
sendiri maupun orang lain yang dilayani. Bila kita memperhatikan dan
memperlakukan orang lain dengan rasa hormat, maka mereka akan membalas dengan
sepenuh hati, empati dimulai dengan cara mengerti dan memahami orang lain
terlebih dahulu. Makna selanjutnya
3) R- Reform and recover,
berusaha untuk lebih baik dan memperbaiki dengan cepat setiap ada
keluhan atau sesuatu yang bisa merusak pelayanan;
4) V- Victory and vision,
seorang guru harus memiliki pandangan ke depan untuk melakukan
perbaikan dan peningkatan mutu;
5) I-Initiatif, impresiv and imporovement,
seorang
guru memberikan pelayanan yang mengesankan dan berusaha untuk selalu
meningkatkan perbaikan pelayanan kepada peserta didik;
6) C- care, cooperativeness, and communication,
seorang guru harus selalu memberikan perhatian yang mendalam dan selalu
mengembangkan nilai-nilai kerjasama, serta selalu mejalin komunikasi antar
orang tua, teman sejawat, dan peserta didik agar mejadi jembatan emas untuk
tercapainya tujuan pendidikan;
7)
E- evaluation and empowerment,
seorang guru hendaknya selalu melakukan penilaian diri,
perenungan, dan upaya untuk memberdayakan potensi dan aset yang ada pada diri
sendiri maupun orang lain.
B.
Tantangan zaman dalam pengembangan
pendidikan
1.
ICT
ditingkatkan untuk belajar bekerja secara efektif
Efektivitas
pendidikan TIK tergantung pada bagaimana mereka digunakan dan untuk tujuan
apa. Dan seperti pendidikan lainnya alat atau modus pengiriman pendidikan,
TIK tidak bekerja untuk semua orang, di mana-mana dengan cara yang sama.
Dalam
pendidikan tinggi dan pelatihan orang dewasa, ada beberapa bukti bahwa
kesempatan pendidikan sedang dibuka untuk individu dan kelompok yang
dibatasi dari menghadiri tradisional universitas. Masing-masing dari
11 disebut megauniversities, terbesar dan paling mapan terbuka
dan jarak institusi di dunia (yang mencakup Terbuka Universitas
Inggris, Indira Gandhi National Open University India, dan Cina TV Universitas Sistem,
antara lain) memiliki pendaftaran tahunan lebih dari 100.000, dan
bersama-sama mereka melayani sekitar 2,8 juta.Bandingkan dengan 14 juta siswa
gabungan dari 3.500 perguruan tinggi dan universitas di Amerika Serikat.
Sebaliknya,
penilaian dari penggunaan komputer, Internet dan terkait teknologi untuk
pembelajaran jarak jauh telah telah samar-samar. Russel, dalam tinjauan
komprehensif mengenai penelitian, mengklaim bahwa "tidak ada perbedaan
yang signifikan" antara nilai tes peserta didik berbasis TIK mengambil
jarak belajar kursus dan mereka yang menerima tatap muka instruksi.
2. masalah
biaya
Sebuah
kesalahan umum dalam memperkirakan biaya tertentu Aplikasi TIK pendidikan
adalah fokus terlalu banyak pada awal biaya tetap - pembelian peralatan,
konstruksi atau perkuatan fasilitas fisik, awal bahan produksi, dan
sejenisnya. Tetapi studi tentang penggunaan komputer dalam kelas, misalnya,
menunjukkan bahwa instalasi perangkat keras dan perkuatan account fasilitas
fisik untuk hanya antara 40% sampai 60% dari biaya penuh menggunakan komputer
melalui mereka seumur hidup, atau biaya total kepemilikan. Bahkan,
sementara pada Sekilas mungkin tampak bahwa pembelian awal perangkat keras dan
perangkat lunak adalah bagian termahal dari proses, sebagian besar total biaya
kepemilikan tersebar dari waktu ke waktu, dengan tahunan pemeliharaan dan biaya
dukungan (dikenal sebagai variabel atau berulang biaya) merupakan antara 30%
sampai 50% dari total biaya hardware dan software. Biaya pengembangan profesional, lain
biaya variabel, juga menumpuk dari waktu ke waktu.
3. pemerataan akses terhadap ICT dalam pendidikan
Pengenalan ICT dalam
pendidikan, bila dilakukan tanpa musyawarah berhati-hati, dapat
mengakibatkan marjinalisasi lebih lanjut dari mereka yang sudah terlayani
dan / atau kurang beruntung. Misalnya, perempuan kurang memiliki akses
terhadap ICT dan lebih
sedikit kesempatan untuk pelatihan yang terkait dengan ICT dibandingkan
dengan laki-laki karena buta huruf dan kurangnya pendidikan, kurangnya
waktu, kurangnya mobilitas, dan kemiskinan. Anak laki-laki. lebih mungkin dibandingkan anak
perempuan untuk memiliki akses ke komputer di sekolah dan di
rumah. Tidak mengejutkan, anak laki-laki cenderung menikmati bekerja
dengan komputer lebih dibandingkan anak perempuan. Seperti
American Association of University. Laporan Perempuan, "Perempuan
memiliki menyempit beberapa jender yang signifikan kesenjangan, tetapi
teknologi sekarang klub anak-anak 'baru' di kami bangsa masyarakat
sekolah. Sementara anak laki-laki program dan masalah memecahkan dengan
komputer, anak perempuan menggunakan komputer untuk kata pengolahan
".
4.
proyek pendidikan
berkelanjutan ditingkatkan
Salah satu
aspek dari program-program pembangunan yang sering diabaikan adalah
keberlanjutan. Sejarah perkembangan yang panjang bantuan telah menunjukkan
bahwa terlalu banyak proyek dan program mulai dengan bang tapi semua terlalu
cepat memudar dengan rengekan, akan cepat terlupakan. Hal ini berlaku bagi
banyak pendidikan berbasis ICT proyek juga. Dalam banyak kasus,
proyek-proyek ini dimulai oleh donor pihak ketiga - seperti badan-badan
bantuan internasional atau perusahaan - dan tidak cukup perhatian dibayar
untuk membangun mekanisme dimana lembaga pendidikan atau masyarakat
yang terlibat dapat mengejar proyek sendiri atau di kemitraan dengan
pemangku kepentingan lain setelah donor memulai keluar. Tapi biaya dan pendanaan tidak hambatan hanya
untuk keberlanjutan.
C.
Pengembangan
TIK di Sekolah
Pengembangan TIK di sekolah dilakukan dengan pendekatan
yang kontinyu. Empat pendekatan di bawah ini bisa dijadikan kerangka untuk
pengembangan guru profesional:
1. Menampilkan
Pada pendekatan ini,
fokusnya pada fungsi teknis dan kegunaan TIK. Pendekatan ini sering melibatkan
penggunaan pribadi guru pada TIK, seperti pengolah kata, mencari sumber belajar
dari CDROM atau internet, dan berkomunikasi dengan teman dan keluarga menggunakan
email.
2. Menerapkan
Pada pendekatan
terapan, guru menggunakan TIK untuk fungsi profesional, fokus dan meningkatkan
pengajaran pada bidang mereka dan bagaimana menggunakan TIk untuk tujuan itu.
Pendekatan ini sering melibatkan TIK untuk mengajarkan ketrampilan dan
pengetahuan khusus.
3. Menanamkan
Pada pendekatan ini,
guru menanamkan TIK pada semua aspek kehidupan profesional untuk meningkatkan
pembelajaran siswa dan mangatur proses pembelajaran. TIK memungkinkan guru dan
siswa utnuk menjadi aktif dan kreatif, bisa menstimulasi dan mengatur
pembelajaran siswa.
4. Merubah
Guru dan para staf
sekolah lain harus diyakinkan akan pentingnya TIK secara personal dan
profesional. Walaupun pendekatan-pendekatan di atas tidak perlu dilakukan
secara berurutan, tapi pendekatan-pendekatan itu dimaksudkan untuk
mengilustrasikan apa yang bisa TIK berikan untuk terus maju.
Guru
dan siswa diharapkan bisa terus mengubah metodologi belajar secara
terus-menerus untuk mencocokkan dengan kebutuhan pribadi. Di saat yang sama,
guru juga diharapkan untuk mendukung di saat membangung metodologi pengajaran
yang baru. Guru tidak perlu lagi gelisah untuk menggunakan dan mengajarkan TIK,
tapi lebih baik untuk lebih peduli pada proses pembelajarannya.
D.
Pengembangan
Kemampuan dan Pengetahuan TIK
Pada emerging
approach, guru mengembankan kecakapan TIK, belajar bagaimana
mengaplikasikan TIK pada banyak kegiatan pribadi dan profesional. Penekanannya
pada pelatihan pada alat-alat dan aplikasi=aplikasi TIK, dan meningkatkan
kesadaran mereka akan kesempatan penggunaan TIk untuk pengajaran mereka di masa
depan.
Kecakapan TIK tidak banyak berbeda antara siswa dan guru:
konsep dasar akan pengertian dan penggunaan TIK mengandung elemen yang sama.
Sehingga, untuk kecapakan TIK dasar pada guru, unit yang sama pada siswa juga
bisa diterapkan. Seperti pada tabel di bawah:
Unit
|
Keterangan
|
A1 Konsep dasar TIK
|
·
Untuk
mengidentifikasi dan mengerti fungsi dari komponen utama dan beberapa
komponen informasi dan/atau sistem komunikasi
·
Untuk
mengerti fungsi utama dari lingkungan sistem perangkat lunak dalam
hubungannya pada penggunaan umum
|
A2 Menggunakan komputer dan
pengaturan berkas
|
·
Untuk
menggunakan fungsi utama dan lingkungan sistem perangkat lunak dan
menggunakan layanannya dalam hubungan pada aplikasi utama yang digunakan
|
A3 Pengolah kata
|
·
Untuk
menggunakan pengolah kata dengan penuh ketrampilan dan kecerdasarn untuk
memproduksi dokumen yang terstruktur dan mudah dibaca
|
A4 Bekerja dengan spreadsheet
|
·
Untuk
mengerti dan menggunakan spreadsheet
|
A5 Bekerja dengan basis data
|
·
Untuk
mengerti dan menggunakan basis data
|
A6 Menyusun dokumen dan
presentasi
|
·
Untuk
menggunakan presentasi grafis
|
A7 Informasi dan komunikasi
|
·
Untuk
mengerti dan mampu berkomunikasi, menggunakan komputer secara online, dengan
para sumber informasi seperti berkomunikasi pada sesama orang
|
A8 Masalah sosial dan etik
|
·
Untuk
mengerti isu sosial, ekonomi, dan etik dihubungkan dengan penggunaan TIK
untuk menjelaskan situasi terkini
|
A9 TIK dan/dengan pekerjaan
|
·
Untuk
sadar dengan perubahan lingkungan pada pekerjaan dan profesi guru itu
sendiri, dan menyadari fungsi TIK pada berbagai jenis pekerjaan
|
Alasan
|
Tidak
hanya penting untuk mengerti prinsip dasar TIK dan penggunaan TIk untuk
pengembangan diri, tapi juga untuk mengatasi dengan konteks hidup sehari-hari
|
Penting
bagi guru untuk bisa menggunakan TIK untuk kepentingan mereka sendiri dan
untuk membantu siswa menggunakan TIK
|
Pengolah
kata adalah aplikasi yang paling sering digunakan dalam TIK. Ini sangat
membantu untuk membuat dokumen (surat, lembar ujian, dan tugas) untuk tugas
mengajar dan untuk mampu membantu siswa menggunakan pengolah kata. Pengolah
kata adalah hal yang sangat diperlukan oleh guru pada semua bidang.
|
Spreadsheet sangat berguna untuk banyak fungsi pribadi dan
profesional : menyiapkan daftar kelas, lembar penilaian, dan laporan pajak. Spreadsheet relevan pada semua bidang.
|
Banyak
sistem informasi yang digunakan saat ini (contoh: administrasi sekolah)
didasarkan pada prinsip basis data, sehingga memahami konsep basis data
penting bagi guru. Basis data juga berguna pada pengajaran berbagai bidang.
|
Seperti
pengolah kata, kemampuan untuk mengatur tata ruang dokumen dan membuat
presentasi sangat berguna untuk berbagai tujuan mengajar. Kemampuan seperti
ini juga relevan dalam konteks perbagai gaya belajar siswa
|
Menggunakan
email dan mencari informasi di internet penting untuk guru secara pribadi.
Penting juga untuk membantu siswa pada kemampuan TIK dasar. Ketika sekolah
mulai membangun intranetnya sendiri, unit ini menjadi bahkan menjadi lebih
relevan
|
Sangat
penting untuk guru menciptakan contoh yang baik untuk siswa dengan
menghormati masalah TIK seperti hak cipta, data cadangan, dan proteksi virus.
Guru dari berbagai bidang perlu menjadi panutan.
|
Sudah
menjadi bagian dari pengembangan guru profesional untuk mengetahui perubahan
dalam konteks TIK dalam perkejaannya dan dalam bidang guru itu sendiri, dan
dunia tenaga kerja umum yang akan dimasuki oleh siswa.
|
1. Melakukan
Pengembangan Profesional
Ada banyak cara untuk melakukan program pengembangan
profesional. Banyak sekolah mengadakan pertemuan dan sesi setelah jam sekolah
dimana guru bisa dilatih untuk menggunakan software tertentu dengan bantuan
sesame guru, atau TIK coordinator. Kadang, pengajaratau guru ditarik dari
institusi pengajar lokal atau dari sekolah lain. Pada beberapa negara, insitusi
pengajar dan beberapa perusahaan menyediakan kursus dasar TIK. DI negara yang
lain, ada organisasi terakreditasi untuk memberikan kursus untuk kemampuan TIK
standar internasional. Penilaian dan test sertifikasi juga diberikan.
Bahan belajar untuk banyak hal di TIK tersedia di
internet untuk pembelajaran mandiri. Guru sering lebih suka untuk menjelajah
berbagai perangkat lunak yang berbeda, tapi akan lebih baik jika ada yang
mengorganisasi program pengembangan profesional untuk guru secara lebih
sistematik, untuk meyakinkan bahwa semua guru mendapat kurikulum TIK yang
cukup.
2. Perlunya Guru Menguasai TIK
Perlunya guru menguasai TIK dapat dilihat
pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dapat dinyatakan dalam bentuk Grafik 3. Dari
Tabel 3, dapat diketahui bahwa dari 309 responden, 26,86% adalah guru SD,
24,92% adalah guru SMP, 24,27% adalah guru SMA dan 23,95% adalah guru SMK. Guru
SD sebanyak 17,15% menyatakan bahwa TIK perlu untuk membuat pembelajaran
menjadi lebih menarik, efektif dan efisien. Pernyataan ini juga didukung oleh
guru SMP (13,92%), guru SMA (15,21%) dan guru SMK (11,33%). Hal tersebut
terjadi karena guru di semua jenjang pendidikan telah menyadari akan pentingnya
TIK, khususnya untuk menciptakan suatu pembelajaran menjadi lebih menarik,
efektif dan efisien.
Tabel 3 Perlunya Guru Menguasai TIK
Sekolah
|
Persentase
Perlukah_menguasai_TIK (%)
|
|
||||
perubahan
zaman dan
perkembangan
Iptek
|
memperoleh
informasi
baru
|
pembelajaran
menjadi lebih
menarik
|
untuk
tugas
administrasi
|
meningkatkan
profesionalisme
guru
|
Total
|
|
SD
|
3,24
|
3,88
|
17,15
|
1,29
|
1,29
|
26,86
|
SMP
|
3,56
|
5,83
|
13,92
|
0,65
|
0,97
|
24,92
|
SMA
|
4,53
|
1,62
|
15,21
|
1,29
|
1,62
|
24,27
|
SMK
|
3,56
|
5,18
|
11,33
|
2,27
|
1,62
|
23,95
|
Total
|
14,89
|
16,50
|
57,61
|
5,50
|
5,50
|
100,00
|
E.
Menerapkan
TIK untuk Keahlian Guru
Setelah guru menguasai kemampuan dan pengatahuan TIK
dasar, mereka akan lebih percaya diri untuk menggunakan beberapa perangkat TIK
umum dan khusus yang bisa digunakan untuk mengajar berbagai bidang. Kesempatan
untuk mengaplikasikan TIK pada semua pengajaran mereka sering terbatasi oleh
kurangnya kesiapan fasilitas dan sumber daya TIK, sehingga belum bisa
mengintegrasikannya pada semua pelajaran untuk semua siswa
1. Kompetensi
Guru
Beberapa kompetensi TIK umum, yang berguna untuk hal
umum, terlepas dari bidang pelajaran guru. Pelatih dan pengajar profesional
mungkin perlu untuk fokus pada kompetensi ini dimana kepercayaan teknis guru
dan komptensinya berkembang ketika mereka mencari cara untuk meningkatkan
kemampuan mengajarnya.
Contoh dari kompetensi umum
guru :
1) Kemampuan
untuk memutuskan kenapa, kapan, dimana, dan bagaimana alat TIk dapat
berkontribusi pada tujuan pengajaran, dan bagaimana cara memilih alat TIK yang
cocok untuk mengstimulasi kemampuan belajar siswa.
a. Memilih
alat TIK dan pedagogi dari beberapa yang direkomendasikan untuk beberapa
pelajaran.
b. Menjelaskan
alasan kenapa memilih alat TIk dan pedagogi tersebut
c. Menekankan
isinya untuk produksi siswa
d. Merencanakan
seluruh urutan pelajaran, putuskan di awal kapan dan bagaimana TIk dapat
berguna
2) Kemampuan
untuk mengatur lingkungan berdasarkan kelas dan kerja sama untuk mencapai
tujuan pengajaran
a. Mampu
menjelaskan kesulitan menggunakan TIK untuk mencapai tujuan pengajaran yang
sudah direncanakan.
b. Mengerti
perbedaan di antara murid dalam kompetensi mereka menggunakan TIK.
c. Mempunyai
strategi untuk mengatur perbedaan itu dalam proses belajar
3) Kemampuan
untuk memutuskan kapan semua presentasi multimedia seluruh kelas atau grup akan
berguna
a. Memperbanyak
jenis presentasi atau material belajar berdasarkan tujuan dan metode pengajaran
b. Menganalisa
presentasi tersebut untuk keterbacaan, struktur, searah dengan tujuan dan
kecocokan dengan siswa.
4) Kemampuan
untuk menganalisa perangkat lunak pelajaran multimedia
a. Mengevaluasi
CD-ROM, web, video, audio dan alat kursus
b. Menilai
aktifitas yang disarankan untuk siswa dan kontribusinya untuk tujuan pelajaran
tersebut
c. Menganalisa
kontribusi spesifik alat TIK untuk pembelajaran masing-masing siswa.
5) Kemampuan
untuk membantu siswa mencari, menbandingkan, dan menganalisa infomasi dari internet,
dan dari perbagai sumber lain
a. Mengajari
siswa untuk melakukan pencarian sederhana
b. Membantu
siswa untuk mengatur, mengkritisi, dan menciptakan dan menyajikan informasi
dengan alat TIK
6) Kemampuan
untuk memilih dan menggunakan alat yang cocok untuk berkomunikasi, berdasarkan
tujuan guru, dengan teman atau siswa
a. Menilai
alat komunikasi yang digunakan untuk memfasilitasi kolaborasi
7) Kemampuan
menggunakan TIK dengan lebih efisien, memilh sesi latihan dan berpartisipasi
pada pengembangan baru untuk meningkatkan pengembangan profesional
a. Berpartisipasi
dan aktif dalam grup kerja dengan menggunakan TIK
b. Menggunakan
alat TIK (forum, konferensi, bulletin, email) untuk berkolaborasi dalam
peningkatan pengajaran dan pembelajaaran dan dalam manajemen proses belajar.
2. Mengatur
Pengembangan Guru
Kemampuan menggunakan TIK dalam pengajaran dan menjadi
kompeten dalam bidang ini membutuhkan latihan lebih. Cara latihan ini
dijalankan tergantung pada seberapa banyak gaya belajar guru dilibatkan. Ada
dua kemungkinan untuk ini:
a. Latihan
kursus, seminar dan workshop pada penggunakan spesifik pada bidang pelajaran
guru
b. Komunitas
guru, diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Penggunaan Laptop untuk PBM oleh Guru
Penggunaan laptop untuk PBM oleh guru dapat dilihat pada Tabel 1.
Berdasarkan Tabel 1, dapat dinyatakan
dalam bentuk Grafik 1. Berdasarkan Tabel 1, dari 309 responden dapat diketahui bahwa
26,86% guru SD, 24,92% guru SMP, 24,27% guru SMA dan 23,95% guru SMK. Guru SD,
SMP, SMA, dan SMK mayoritas menyatakan jarang menggunakan laptop untuk PBM.
Namun, jika dibandingkan antarjenjang, mayoritas guru SD dan SMP tidak pernah
menggunakan laptop untuk PBM, sedangkan yang jarang menggunakan laptop
mayoritas guru SD, adapun yang selalu menggunakan laptop dalam PBM guru SMK. Sebanyak
52,75% guru menyatakan bahwa mereka jarang menggunakan laptop untuk PBM.
Mayoritas yang tidak pernah dan jarang menggunakan laptop untuk PBM, yaitu guru
yang berumur lebih dari 45 tahun, sedangkan yang paling sering menggunakan
laptop untuk PBM yakni guru yang berumur 35 tahun sampai 45 tahun. Mayoritas
yang tidak pernah dan jarang menggunakan internet untuk PBM, yaitu guru yang berumur lebih dari
45 tahun, sedangkan yang paling sering menggunakan internet untuk PBM yaitu
guru yang berumur 35 tahun sampai dengan 45 tahun. Hal ini disebabkan adanya
faktor usia dan jumlah guru yang berumur 35 tahun sampai dengan 45 tahun di
dalam penelitian ini adalah yang terbanyak. Guru yang tidak mempunyai laptop
menunjukkan 8,74% tidak pernah menggunakan laptop untuk PBM, sedangkan guru
yang mempunyai laptop, 48,54% jarang menggunakan laptop untuk PBM. Namun
demikian, 20,39% guru yang mempunyai laptop, selalu menggunakan laptop untuk
PBM. Hal ini terjadi karena guru yang memiliki laptop, lebih memiliki motivasi
untuk belajar tentang ICT dan mengaplikasikannya dalam PBM.
Tabel 1
Penggunaan Laptop untuk PBM oleh Guru
Sekolah
|
|
Persentase
|
Total
|
||
Tidak pernah
|
Jarang
|
Selalu
|
|
||
|
SD
|
10,36
|
15,53
|
0,97
|
26,86
|
|
SMP
|
10,36
|
11,33
|
3,24
|
24,92
|
|
SMA
|
4,21
|
12,94
|
7,12
|
24,27
|
|
SMK
|
0,97
|
12,94
|
10,03
|
23,95
|
Total
|
|
25,89
|
52,75
|
21,36
|
100,00
|
F.
Menanamkan
TIK untuk Meningkatkan Pembelajaran
Guru mengintegrasikan secara penuh TIk pada semua aspek
kehidupan profesional mereka untuk meningkatkan pembelajaran mereka sendiri dan
pembelajaran muridnya. Guru menggunakan TIk untuk mengatur belajar mereka
sendiri dan muridnya. Mereka menggunakan TIK untuk membantu murid menilai
pembelajarannya sendiri dengan cara menyelesaikan proyek pribadi tertentu. TIK
menjadi stimulus untuk kemungkinan pengajaran baru yang menyenangkan
1. Kompetensi
dan Kemampuan Dasar Guru
Ada
kompetensi dan kemampuan dasar yang umum untuk semua pendekatan ini. Contohnya:
1) Mengerti
kenapa, kapan, dimana dan bagaimana alat TIK akan berkontribusi pada tujuan
pembelajaran, dan memilih di antara banyak alat TIk yang paling cocok dengan
pembelajaran siswa.
a. Memilih
alat TIk dan metode mengajar yang mengintegrasikan TIK pada seluruh kurikulum.
b. Memilih
dan merekomendasikan alat TIk dan metode mengajar yang cocok dengan tujuan
belajar individu.
c. Menekankan
kualitas dari apa yang siswa hasilkan dan kontribusinya pada tujuan belajar
individu.
d. Merencanakan
seluruh program belajar yang memungkinkan berbagai alat TIk dan metode
pengajaran untuk digunakan, ketika dibutuhkan.
e. Memilih
alat dan metode pengajaran yang memungkinkan guru dan siswa mengatur sendiri
pembelajaran mereka
2) Mengatur
lingkungan untuk seluruh sekolah dan kelas, serta kerja sama untuk mencapai
tujuan belajar.
a. Mengatur
lingkungan belajar yang berkontribusi pada penggunakan berbagai alat TIK yang
berbeda dan metode pengajaran.
b. Mengerti
perbedaan di antara siswa berdasarkan kompetensi mereka dalam menggunakan TIK,
dan memiliki strategi yang ada untuk mengatasi perbedaan tersebut.
c. Mengatur
kesulitan yang bisa saja muncul ketika menggunakan TIK untuk meminimalisasi
efek pada tujuan rencana belajar.
d. Mencipatakan
situasi belajar dimana siswa bisa mengatur sendiri pembelajaran mereka.
e. Menanamkan
TIK dan non TIK media, seperti buku dan video pada program pembelajaran.
f. Menilai
level pencapaian dari pribadi siswa ketika berkolaborasi
3) Menanamkan
presentasi multimedia ke pengajaran seluruh kelas, grup, atau individu dan belajar
untuk meningkatkan akses ke program pembelajaran
a. Meyakinkan
bahwa media yang paling cocok dibangun untuk program pembelajaran, dimana dapat
diakses oleh seluruh siswa apapun kemampuan, kebutuhan khusus atau gaya belajar
favoritnya.
b. Memvariasikan
jenis presentasi, dokumen, atau media berdasarkan tujuan utama pembelajaran.
c. Menganalisa
presentasi untuk keterbacaan, struktur dan searah dengan tujuan pengajaran, dan
kecocokan dengan siswa.
4) Menganalisa
lingkungan belajar multimedia
a. Menggunakan
ruang belajar dan lingkungan web-based.
b. Menyertakan
CD-ROM, situs web, video dan audio
c. Menilai
kontribusi dari berbagai aktifitas untuk siswa dan tujuan pembelajaran.
d. Menganalisa
kontribusi spesifik dari alat TIk kepada pembelajaran siswa.
5) Mendukung
siswa untuk mencari, menganalisa, dan menciptakan informasi dari perbagai hal
yang berbeda di internet dan lingkungan sekolah
a. Mendukung
individu dan kelompok siswa untuk melakukan pencarian web yang kompleks.
b. Mendukung
siswa untuk mengatur, mengkritisi, menciptakan dan menyajikan proses belajar
dan hasilnya menggunakan alat TIK
6) Menggunakan
perbagai alat komunikasi untuk berkolaborasi dengan rekan guru, siswa, atau
komunitas belajar lain di luar sekolah
7) Menggunakan
TIK dengan lebih mahir, mengambil bagian dalam pengembangan profesional secara
berkala, dan berpartisipasi dalam eksperiman dan pengembangan pengajaran
a. Berpartisipasi
dalam, atau berkontribusi pada kelompok diskusi pada penggunaan TIK.
b. Menggunakan
alat TIK (forum, konferensi, bulletin, email) untuk berkolaborasi pada
peningkatan proses pengajaran dan belajar.
2.
Pengembangan Guru
Titik awal yang baik untuk pengembangan guru adalah
membentuk grup untuk mereka yang antusias di sekolah. Kemudian, grup ini dapat
dikembangakan ke grup yang lebih luas dengan guru dari berbagai sekolah,
daerah, atau negara. Seringkali berguna untuk melibatkan siswa dalam pekerjaan
komunitas ini. Siswa dapat mengambil tanggung jawab untuk aktifitas dan
seringkali mengambil keahlian TIK yang dibutuhkan untuk proyek tertentu.
sumber tulisan Makalah kelompok mata kuliah TIK Mahasiswa S2 PAUD UNJ (Dian
Kusumah Wardani, Puji
Yulianty , Kurniasih, Widiarti )
Komentar
Posting Komentar